Beberapa hari lalu, karena mencari sebuah benda kecil yang penting,  aku terpaksa membongkar seluruh isi lemari buffet di kamarku, memeriksa sedetail mungkin sampai aku terpaksa memuntahkan seluruh isi tas mungil dan kotak tempatku menyimpan surat-surat.  Lelah mencari dan tidak menemukan apa yang kucari, membuatku kacau, kubiarkan saja lembaran surat-surat itu berserakan di atas ranjang, lalu meninggalkannya.

Saat kembali untuk merapikannya, aku tidak dapat menahan diri membaca lembar demi lembar surat itu, menghabiskan hampir 3 jam duduk di tepi ranjang, tersenyum, tertawa, lalu muram dan menangis…. Aku seperti sedang menonton drama hidupku sendiri, 5 tahun yang lalu.

Terharu, menyadari aku tidak pernah sendiri.

Semua surat yang pernah menyapaku, : Imace, Sarah, Nadifah, Farah diba, Dzikrah, Bita, Dhio', Anci, Iffah, Imma, K'fitri, Diba, Uty, ... de-el-el.





 Saat sedang malas belajar, kudapatkan surat dalam saku tasku, dari Dzikrah… sahabat yang membuatku betah duduk sebangku dengannya sejak masuk kelas 1 Tsanawiayah. Saat mendapat masalah dengan kakak kelas, kak Tian yang amburadul itu berubah bijak dalam kata-kata jujur yang dituliskannya untukku. Saat sendiri dan merindukan sahabat, Amma menerbangkan suratnya dari Purwakarta ke Maccopa untuk menyapaku, Iffah dari Manado, Hera dari Kalimantan, Sarah dari Manado, dan yang lainnya. Bahkan untuk masalah-masalah alami yang terjadi di masa remajaku, selalu ada surat yang datang menyapa, beberapa diberikan secara formal dan lebih banyak yang disisipkan secara misterius. 

Beberapa surat yang kubaca membuatku ketagihan tuk mengulang membacanya, lagi dan lagi… hingga  aku menyimpan seluruh kalimat indahnya dalam hatiku dan mencoba untuk tidak melupakannya. Bahwa mereka penah ada dan menjadi bagian dalam perjalananku.

Ini surat-surat kak Tian, isinya... menggugat, menyemangati, dan tentu... menyentuh.

Yang ini dari Amma, sebenarnya lebih dari ini, hanya saja karena beberapa kali pindah rumah, yang tersisa dan tersimpan baik hanya ini...

Cha-cha... Suratnya hampir sebanyak surat kak Tian, dari yang hanya potongan kertas kecil hingga selembar kertas A4, semuanya tersimpan rapi, membacanya selalu membuatku teraduk-aduk..???.

Ini termasuk yang paling berkesan untukku, dari Huda...


# Menjadi bagian dari hidup orang lain dan meninggalkan jejak indah dalam hidup mereka, bukankah itu ukhuwah yang sesungguhnya.... terimakasih kawan, untuk semua hari-hari indah bersama kalian....