
# Lalu sabda yang menyebutkannya kedua namun tak
meninggalkan bakti pada haknya, adalah cermin bapak. Desis menyesap segelas teh
di suatu senja, ah… tidakkah kau tahu? Ia sedang menggumam doa pada waktu yang
mungkin akan merampas dirinya darimu… anak-anaknya yang pelupa berat betapa Ia
masih ingin mencintaimu sebagai
kanak-kanak yang berjalan menggemgam ujung jari telunjuknya. Dulu… dulu sekali.
# Ada saudara yang tidak butuh rahim dan darah yang sama.
Cermin itu milik seorang sahabat. Maka sejauh jarak membawamu, pun secepat
putaran waktu yang enggan menoleh padamu, Ia tak pernah berjarak lebih dari 5
cm darimu. Lihatlah ia sejenak, mungkin engkau lupa bagaimana menghargainya….
# Lalu cermin ini, adalah penggenap separuh agama. Sebut ia
apapun sekehendakmu, tapi ia tak hanya cermin. Ia pintu. Syurga dan neraka.
0 Comments