Malam itu hujan menderas lagi. Seorang perempuan berjalan kalut mengelilingi rumah. Mungkin ia sedang mencoba mengubah rindu jadi bayang yang terlihat di pelupuk matanya. Ia mencari bayang lelaki yang dicintainya sedang menyesap kopi buatannya depan tv sambil menonton berita malam. Di dapur, ia nelangsa mengingat lelaki itu sering memasak mie instan dengan resep special kesukaannya untuk ia nikmati bersama. Dan kembali ke ruang kamar, hatinya di gigit rindu pada bayang yang lain. Anaknya. Jendral kebanggaannya.


Dan malam telah menggenap sejumlah putaran minggu.


Pukul 12 lewat entah…


Perempuan itu kembali mengambil baju yang sama untuk dipeluknya. Sebuah kaos merah yang menyisa jejak dari lelaki yang dirindunya. Sengaja ia tidak mencucinya.


Hujan yang menderas- dan malam larut menghembus dingin.

Sebuah kaos merah menghangatkannya hingga ruas-ruas mimpinya.


Ahhh…

Perempuan itu, aku.