Saya menuliskan ini dalam rasa paling-paling bahagia. 

Saya pernah berpikir tentang sebuah kesalahan dalam memijak pilihan, tentang menghianati mimpi-mimpi yang pernah kupahat, tentang takdir apakah Tuhan pernah salah mengaturnya, dan tentang akhir… bagaimana saya akan berakhir.


# kesalahan.

Ini saat saya memikul mitsaqan ghaliza di umur yang belum genap 17 tahun. Kupikir, itu adalah kesalahan  terbesar dalam hidupku. Saat itu, saya berharap sedang bermimpi saja, dan akan segera bangun. Mendapati diriku dalam bayang impian yang kulukis sesempurna kehidupan masa muda yang kudambakan. Saya  mencintai buku, pena, tas yang dipenuh sesaki benda-benda seorang pelajar, bangku sekolah, gedung sekolah, guru-guru…. Lebih dari semuanya, saya mencintai ilmu. Dan saya masih ingin belajar. Sungguh…. Saya masih ingin mengabiskan waktu bersama benda dan hal-hal  seperti itu.

Sebenarnya, saya sudah mengatur semuanya, merencanakan semuanya, plan A dan plan B dalam setiap list hal yang saya rencankan telah tersusun apik. Saya menuliskan semuanya bahkan sebelum  meninggalkan bangku Tsanawiyah.
Setelah selesai Aliyah akan lanjut kuliah S1 di universitas mana, jurusan apa, kemudian S2 di mana, setelah itu apa… kemudian apa…. Dan apa……  

Tapi pernikahan yang saya tuliskan (insyaAllah) akan terjadi pada umur 25 tahun ternyata terjadi 7 tahun lebih cepat. Dan itu mengaburkan semua rencana hidup yang telah kubuat. Dan kemudian, kenyataan membuat saya belajar  menyederhanakan idealisme yang mulai  menjadi “muluk-muluk”  itu.

Saya mulai membuat garis dasar baru tentang kebahagiaan saya yang sesungguhnya.

KELUARGA.

Saya menempatkan itu pada garis dasar, sumbu utama kebahagiaanku.

Allah sungguh telah memberiku segalanya dalam keterbatasanku sebagai seorang hamba. Qawwam yang amat teramat sangat baik. Anak-anak yang sehat nan qurrata a’yun. Kupikir, saya telah sempurna dengan memiliki keduanya. Aku istri, aku Ibu. Dan semuanya kudapatkan di usia yang masih muda.

Alhamdulillah…..
Syukur hamba atas kesempurnaan karunia yang Engkau berikan.

Aku akan menjaganya…. Benar-benar akan menjaganya. Menjaga mereka.

Dan jika yang terjadi ini -benar-  adalah sebuah kesalahan, biarkan saya terus berada dalam kesalahan yang indah ini. Dan biarkan kesalahan ini berulang di kehidupan selanjutnya, dalam istana dan taman-taman syurgaMU.

Sungguh, aku telah jatuh cinta pada kesalahan paling besar dalam hidupku.