Aku telah bertemu banyak perempuan. Dalam nyata,  juga khayalku.

Kadang,  aku ingin menjadi perempuan seperti yang duduk di pojok mesjid membacai lembar lembar al-Quran seolah ia telah berada di depan pintu syurga namun belum mendapat izin masuk hinggal selesai beberapa lembar lagi...

Kadang,  aku ingin menjadi perempuan berjilbab ungu muda yang kujumpa entah di hari apa kala itu,  sebab yang kuingat,  ia tergopoh menolong seorang renta dan mengorbankan dirinya terlambat datang sebuah wawancara penting....

Kadang,  aku berfikir betapa indah menjadi perempuan muda yang telah memiliki 4 anak itu. sederhana saja. selalu tersenyum. Dan kau tahu.... ia selalu bercahaya.

Kadang,  aku juga ingin menjadi perempuan sunyi seperti yang kulihat dari kaca jendela mobil. Duduk bersama hidupnya. Tak ada sesiapa, bukankah jua tak kan ada kehilangan....

Kadang,  perempuan tegar yang berdiri di hembus angin saat semua menghilang dari hidupnya menggodaku untuk menjadi dirinya. Tak ada air mata,  yang ia yakin... hidup terus berjalan.. selalunya akan terganti segala hal yang terambil,  dan ia selalu berdiri menyambut waktu..

Dan aku sebenarnya paling suka perempuan ini,  Ia kuat dalam cinta. Meski tahu,  berapa dalam cinta ia pada seseorang,  selamanya itu bukan miliknya. seperti halnya nafas yang jua adalah pemberian Tuhan. Maka dititipnya cinta itu pada Tuhan,  agar jika dunia tak lagi memberinya tempat untuk berpijak dalam cintanya,  kelak Tuhan pasti akan mengembalikannya di sana. Akhirat. Syurga. Yang seluas langit dan bumi.

Semua itu kadang.
Yang paling sering adalah,  aku bisa menjadi perempuan yang lebih baik dari apa yang kupikirkan.

Aku perempuan. Seluruhnya zaman adalah tentangku.