SG : Pinterest


Tentang Tuhan,  seberapa sering aku memikirkannya? Tidak selalu,  itulah mengapa lantas kukira diriku si munafik yang disalah satu ayat dikatakan akan diberikan berita "gembira" tentang pedihnya azab mereka.

Tuhan,  adalah tempatku menumpuk curiga,  prasangka-prasangka,  dan doa yang dirapal buru-buru,  seolah menyerahkan Tuhan untuk memilih mengabulkan atau tidak dan semuanya tidak apa-apa.

Pagi,  siang,  sore,  ketika waktuku dikafani kesibukan tak berjeda,  aku takut berbohong bahwa dalam shalat aku lebih sibuk tentang kesibukanku,  daripada memikirkan tentang Tuhan, bahwa aku dengan mukena yang tidak sewangi baju pesta itu,  sedang berdiri,  ruku', sujud di hadapnNya. Sedang rasa malu tak menghinggapiku dalam pertemuan wajib itu.... bilakah kusebut diriku beriman?

Lalu aku,  tentangku,  Tuhan tentulah tahu segalaku. Bahkan nafas yang dihembuskan barisan huruf-huruf rapuh ini,  Tuhan tahu, dari hati mana ia dirangkai, hati yang munafik atau beriman.

Sedang,

Tak jua kunjung dapat kujawab dengan jujur, hati apa hatiku?