SG; Pinterest


Melangkahlah... hadapi dunia dengan bekal, pedang dan sayap yang kusisipkan. Hanya dengan itu Qawwamah-mu menjadi utuh.

Berangkatlah… dengan rindu untuk pulang. Ketika jalan tetiba berubah labirin menyesatkan, kenanglah suatu senja ketika kita menyeruput teh dan kopi hangat, tertawa oleh recehan canda yang biasa saja, dan hati kita paham apa itu bersetia.

Pergilah sayang… biarkan rumah menjadi istanaku. Dalam ruangnya yang teduh akan kukisahkan pada anak-anak kita tentangmu, yang bertaruh hidup di bawah terik, menggigil diguyur hujan, digigit sepi, disesaki rindu.

Sebab engkau adalah lelaki yang diamanahi  kekuatan memikul kehidupan orang yang engkau cintai,
dan aku adalah perempuan di sisian pintu.
Mengantarmu pergi dengan doa.
Menunggumu pulang; pagi, senja, malam.   

****


Maros, 15 Maret 2020. 
Hari ke 31 meyesap sepi.