Maafkan saya pernah bingung menjadi hambaMu.


Itu saat saya terjebak pada hitung menghitung pahala, mencurigai sesuatu yang dapat menjadi dosa lalu menjauhinya, saya lupa bahwa pahala tidak menentukan masuknya seseorang dalam syurga, dan saya juga keliru, bahwa dosa tidak selalu menyeret kita ke neraka. Maafkan hamba pernah lupa akan itu.

Saat kecil, seorang ustadzah tempat saya belajar mengaji di teras mejid tiap sore pernah bercerita tentang pelacur yang masuk syurga karena memberi minum seekor anjing yang kehausan. Ah, bodohnya saya baru bisa mengeja makna kisah itu belasan tahun kemudian. Yang ada dalam benak anak-anak saya saat itu hanyalah betapa beruntungnya pelacur itu, ia penuh dosa tapi dapat masuk syurga.

Kisah itu adalah tentang KeridhaanMu. Tentang bagaimana seorang hamba dapat membuatMu tersenyum karena perbuatan mereka, seperti saat Engkau tersenyum pada apa yang dilakukan seorang shahabiyah yang anaknya meninggal namun menyembunyikan itu dari suaminya dan malah menikmati malam mereka dengan cinta.


Ada hal yang lebih penting dari sekedar mengejar pahala dan menghindari dosa, itu adalah tentang apa yang seseorang lakukan dan dapat membuatMu Ridha. yah, bicara pahala dan dosa tak lain adalah  bicara tentang hasil, yang keduanya adalah hakMu memberinya. Tapi bicara pelacur yang penuh dosa dan masuk syurga, atau tentang sahabiyah yang “menipu” suaminya saat anaknya telah meninggal adalah tentang proses. P-r-o-s-e-s !


Itu yang saya lupa sebagai hambaMu. Sebuah Proses, saat di mana Engkau mengukur hambaMu dengan apa yang dapat mereka lakukan. Tentang kebaikan yang dilupakan orang karena terlalu tergesa-gesa mengejar pahala yang amat sempit dalam lingkar kepala mereka.


Seperti seorang yang berjalan terburu-buru karena takut  ketinggalan shalat jamaah di mesjid dan mengabaikan seorang nenek yang tertatih-tatih membawa sekeranjang beban di tangannya yang ia temui di jalan. Ia mengejar pahala (mungkin), tapi lupa bahwa Ridhamu adalah saat seseorang mengutamakan kebaikan terhadap sesamanya. Menjadi Hamba yang bermanfaat bagi banyak orang.


Ah, maafkan saya pernah lupa akan itu sebagai hambaMu.


Sekarang, Saya mengerti Rabby…