Rintik.

Menatapmu dalam bayang air, kurasa beningnya telah menjebak cinta di sana. Malu memilihku untuk menunggu, sebab wanita lebih anggun seperti itu.

Rinai.

Cinta bermain waktu. Melambat menanti seumpama jalan siput sawah. Berlari di lingkar labirin perpisahan, waktu membawamu di atas punggung kuda perang badar tanpa menoleh.




Deras.

Berkisah hujan Agustus tentang cinta yang luruh mengusir debu kemarau hari kemarin. Hijrah jarak-jarak tempat tak buatmu jauh mencintaiku. Hujan menyimpan dirimu dalam patahan air yang berakhir tetes di tepi daun-daun hijau. Bumi basah menitip salam.
 “Aku mencintaimu, dan akan selalu seperti itu”.   


*mengingat cintamu menyapa pertama kali