Aku mendengar tentangmu lagi. Seperti sudah-sudah, kisah luka yang panjang.Dan aku hanya mendengar.
Lalu diam.

Aku melihatmu kali ini, meski tak utuh dalam bingkai kaca.Ada darah, tangis, jeritan, puing-puing.
Tapi entah dari mana,
Senyum putih bertabur di wajahmu. Apa yang kau rasakan ?

Aku  malu sebenarnya, Bukankah aku saudaramu. Kita terlahir dari rahim Iman yang sama.
Tapi aku hanya meringis melihatmu terluka,
Dan sekali lagi... aku diam.

Palestina, masihkah aku saudaramu?

Aku tahu,

Kau sedang diam.