Aku mendengar tentangmu lagi. Seperti sudah-sudah, kisah luka yang panjang.Dan aku hanya mendengar.
Lalu diam.
Aku melihatmu kali ini, meski tak utuh dalam bingkai kaca.Ada darah, tangis, jeritan, puing-puing.
Tapi entah dari mana,
Senyum putih bertabur di wajahmu. Apa yang kau rasakan ?
Aku malu sebenarnya, Bukankah aku saudaramu. Kita terlahir dari rahim Iman yang sama.
Tapi aku hanya meringis melihatmu terluka,
Dan sekali lagi... aku diam.
Palestina, masihkah aku saudaramu?
Aku tahu,
Kau sedang diam.
3 Comments
boleh prosa ini saya pakai untuk bahan visual bumper acara knrp untuk konser 14 kota penggalangan dan palestina
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteYap, tafadhal ..
ReplyDeletejika tulisan sederhana ini bisa bermanfaat dari sekedar catatan dalam blog... :)
(mohon sumbernya tidak diabaikan, sebagai sebuah karya cipta)
syukran.