Jangan datang sekarang.

Rindu belum cukup manis untuk luka yang kian asin kau garami. Dan waktu,  belum jua jujur tentang banyak kenangan yang ia curi pada malam-malam dingin dari bawah bantalku, lewat mimpi-mimpi yang menangis tanpa kutahu mengapa.

Jangan datang sekarang.

Bibirku masih saja kelu menggaris senyum,  sementara telah janji dada ini pada diri,  untuk menamparmu dengan senyum paling dendam,  seperti sesak air mata yang kau tumpah di bawah bayang senja saat kau pergi. Dulu.

Jangan datang sekarang.

Masih kurang keriput di wajahku untuk mengatakan padamu bagaimana lama kau pergi dariku. Bagaimana aku menua dalam rasa yang saling berkhianat : rindu dan benci.

Jangan datang sekarang.

Sebab hatiku dipenuhi rindu,  sedang ingin kutemui kau dalam benci yang utuh.
_____________
Rafiah, pukul 00.56