Butuh kesabaran mengajarkan hal-hal besar kepada anak.

Sepeda. Itu adalah benda yang menjadi impian Kakak Fathi sekaligus kesempatan kami untuk mengajarkannya hal besar tentang impian. Tahun ini,Ia menabung dengan sangat ketat ketika saya menjawab harga sepeda yang Ia tanyakan kurang lebih 1 juta rupiah. Ia mulai berjualan di sekolah dan menabung hasilnya,juga lebih hemat soal jajan. Ia juga merelakan sepeda kecilnya dilepas dengan harga murah untuk tambahan uang tabungannya. Ramadhan lalu, saya dan Abinya berjanji akan menambahkan uang tabungannya untuk beli sepeda sehabis lebaran jika Ia berpuasa sungguh-sungguh. Dan puasa Kakak Fathi nyaris sempurna jika bukan karena demam tinggi. 

Selepas Ramadhan, impian itu belum juga terwujud. Uang tabungannya   masih sekitar 300ribuan. Sedang saya dan Abinya masih harus menyelesaikan prioritas kebutuhan yang lain. Kakak fathi dan saya kemudian membuat kesepakatan baru, sepeda itu insyaAllah akan jadi hadiah hafalan alQuran juz 30-nya. Ia dengan semangat menambah hafalan dan lebih sering muraja'ah. 

Berlalu 1 bulan, sama artinya bertambah waktu penantian terhadap sepeda. Ia mulai sering menghitung-hitung uang tabungannya. Bertanya-tanya apakah Abinya serius mau menambah uangnya jika kurang?. Dan malam hari,Ia mulai membicarakan wujud sepeda impiannya setiap kali sebelum tidur. 

Tibalah hari itu, kami mengajaknya membeli sepeda. Wajahnya berbinar, senyumnya sumringah. Dan hati kami lebih lega karena janji yang sudah tunai. 

Setelah membayar sepedanya, Ia langsung mengendarainya dengan semangat bersama Abi yang mengikutinya dari belakang. Saya tidak ingat di mana, tapi ia sempat berbisik mengatakan terimakasih.

Hari itu, Ia telah belajar dari impiannya. Tentang proses panjangnya. Dari jualan di sekolah,menabung, puasa, menyelesaikan hafalan juz 30,berdoa, lalu menanti waktu dengan sabar. 

Kami pun belajar,bahwa anak akan selalu punya impian dalam hidupnya. Dan orang pertama yang mengajarkan jalan panjang pada impian itu adalah kami, orangtuanya. Betapapun besarnya impian itu,tugas kami adalah meyakinkannya kalau Ia bisa mencapainya. Tugas kami adalah memberinya semangat saat ia berjalan menuju impiannya, dan menyediakan pelukan untuk lelah dan airmata di perjalanannya.  

Tidak ada impian yang mahal dan tinggi, jika kau punya hati yang kaya dan jiwa yang kuat,putraku.

Esok,Melangkahlah dengan yakin pada jalan hidupmu. 
Ada Allah sebagai penolongmu. Dan kami, selalu disisimu. 
______________________


Catatan untuk Sepeda Hijau yang kakak Fathi beli dengan bangga. 
31 Agustus 2016.