Salah seorang teman kakak Fathi menjadi juara dalam sebuah Olimpiade.
Sepulang sekolah, ia menceritakannya dengan semangat.

Matanya berbinar, mewakiki banyak rasa kagum yang tak dapat dibahasakannya. Saat itu, kami berdua sedang di dapur, sambil menggoreng ikan saya menyimak dia bercerita.

"Ummi, saya bisa juga begitu?" Tanyanya, mencurigai diri tidak mampu sekaligus berharap untuk mampu.

"InsyaAllah, Kita bisa lebih dari itu nak..., 
Tapi sini dulu.. Kita bicara hal penting.... "
Saya berhenti menggoreng ikan. Lalu kami duduk berhadapan, ini adalah posisi di mana Kakak Fathi tahu akan ada pembahasan penting yang harus ia cerna dan pahami dengan baik.

"Begini nak, Allah Swt memberi tiap
manusia potensi dalam dirinya, tahu potensi? Semacam bakat, kemampuan, kecenderungan. Misalnya Kakak Fathi punya potensi main bola, Adek Rangga punya potensi berdagang, dan Adek Ayyash.... Mmmm... Potensi adek ayyash apa ya?" 

"Minta uang jajan" jawabnya spontan sambil tertawa.

"Bukan, Minta uang itu bukan potensi, itu kebiasaan..." jawab saya ikut tertawa. 

"Nah, Karena potensi tiap orang berbeda, maka mereka akan sukses dengan cara berbeda sesuai dengan potensinya. Kakak Tidak perlu mengejar kesuksesan seperti yang dicapai orang lain, karena itu akan sangat melelahkan. Kakak cukup bekerja keras terhadap potensi yg kakak miliki, dan mengerjakan semua itu dengan senang hati. Bukan karena ingin seperti orang lain, tapi karena Kakak bahagia dengan potensi yg telah Allah karuniakan dalam diri kakak"

Kakak Fathi Menyimak.

"Hari ini, teman Kakak Fathi sukses di Olimpiade, mungkin besok Kakak Fathi Sukses Menjadi pemain bola"

"Jadi, jika orang lain sukses, berhasil, kita bersyukur untuk mereka dan ikut senang. Tapi tidak boleh menjadikan diri rendah. Kakak Fathi mungkin tidak bisa ikut Olimpiade, Tapi Kakak  punya potensi lain yang bisa membuat kakak sukses juga."

Fathi mengangguk. Saya mulai masuk pada pembicaraan prinsip.
"Nah, nak.... Pada dasarnya, semua orang punya potensi. Tapi sebaik-baik potensi adalah yang memberi manfaat bagi orang lain. Bukan untuk sekedar dibanggakan saja."

"Contohnya?"

Contohnya, Suatu hari Kakak fathi sukses jadi pemain bola, apa manfaat yg kakak fathi berikan pada orang lain dengan kesuksesan itu?

"Mmm... Bersedekah ummi, pemain bola dapat gaji toh? Bisa dipakai bersedekah..."
"MasyaAllah, Tabarakallah."

Jadi seperti itu ya nak. Kita boleh kagum pada kesuksesan orang lain, tapi ingat.... Diri kita juga dapat sukses dengan potensi yg Allah berikan. Tidak semua kesuksesan yang orang lain capai bisa kita capai. Jalan kita berbeda, kecenderungan kita berbeda, keinginan kita berbeda, jadi cukup kenali apa yg kakak suka, potensi kakak apa, dan mulailah berusaha dengan itu.

Intinya, potensi apapun yang kita miliki, tujuannya adalah bermanfaat untuk orang lain. Banyak orang punya potensi, sukses, namun mati tinggal nama. Karena Ia tidak mewariskan kebaikan dari potensi yang dimilikinya.

Fathi mengangguk.
Wallahu A'lam Bishshawab.
Salam Rindu Untuk Abi. Doakan saya jadi Ibu yang baik untuk generasi kita.珞
Rafiah Um Fathi