Ada satu percakapan dengan seorang adik junior suatu kali..

"Kak ophy, pilih mana, kerja di tempat yang gajinya tinggi, atau di tempat yang nyaman di hati tapi gaji biasa saja..."

"Yang nyaman doong." jawab saya mantap

"why? Coz money is not important?"

"yaelah, bukaannn... Uang juga penting tau, tapi rasa nyaman jauhh lebih penting, karena kita seorang perempuan, apalagi seorang Ibu, tempat kerja yang nyaman tidak akan se-melelahkan dari tempat kerja yang dipenuhi ambisi, sikut-menyikut, saling jilat demi pangkat, meskipun gajinya bisa buat kamu keliling bumi."

"Memangnya kenapa kalau seorang Ibu bekerja di tempat yang gajinya tinggi?"

"Ini bukan persoalan gaji tinggi ya dekk, ini soalan rasa nyaman. Jadi begini, wilayah kepemimpanan wanita yang paling utama adalah keluarganya, rumahnya, anak-anaknya.  Lalu kemudian dia bekerja, separuh harinya habis di tempat kerja, kalau tempat kerjanya tidak nyaman, tdk ada rasa kekeluargaan, sikut sana sikut sini, individualis, pekerjaan yang tadinya ringan akan berubah beban berat karena atmosfir tidak nyaman yang ada. Lalu beban kerja itu terbawa ke rumah, coba deehh... Disenggol dikit sama suami atau anak bakalan pecah perang dunia..., trus kalau keluarga berantakan, gaji tinggi apa gunanya?"

Tempat kerja yang nyaman besar skali pengaruhnya bagi rasa bahagia seorang Ibu yang bekerja di luar. Ibu yang bahagia akan menularkan bahagia ke keluarganya bahkan di saat lelah sepulang kerja sekalipun. Sesederhana itu.

Tapi itu kalau kita masih punya opsi atau pilihan, gimana kalau tidak ada pilihan selain tempat kerja itu?

Ya, buat itu nyaman dan menyenangkan.

Seringkali, rasa tidak nyaman itu bukan karena atmosfer tempat kerja, tapi karena kemampuan adaptasi kita yang rendah terhadap lingkungan kerja. Ketidakmampuan kita cair pada karakter yang berbeda-beda di tempat kerja. Mudah baperan, dikit-dikit tersinggung, merasa semua kalimat tertuju untuk menjatuhkannya...

Intinya, bekerjalah di tempat yang nyaman, atau buat dirimu nyaman. Soalan gaji, syukuri seberapapun...

Oh ya, ada satu nasehat bijak tentang gaji, tapi saya lupa baca di mana :

"Jika kamu bekerja dengan kualitas kerja yang di gaji 5 juta misalnya, tapi kamu hanya menerima gaji 2 juta, maka Allah Swt akan cukupkan sisanya dengan rezeki yang lain, tapi jika kamu menerima gaji 5 juta dan kualitas kerjamu hanya patut mendapat gaji 2 juta, maka lihat saja... Gajimu akan habis pada hal-hal semacam ditimpa penyakit atau musibah lainnya."

Lagi pula, besarnya gaji tidak selalu membuktikan kapasitas seseorang, kualitas kerjanyalah yang membuat seseorang punya nilai di mata orang lain.

Jadi, mulai sekarang bekerja dengan kualitas ya, buat diri nyaman, niatkan kerja karena ibadah.

🌷🌷🌷🌷


Tulisan ini dibuat untuk jadi pengingat diri, semoga setiap lelah berakhir berkah.