Masih subuh,
Aku menghawatirkan diriku yang menderit-derit di antara kokok ayam pagi puta
 Tersesat di bukit safa marwah, berlari dari salah ke sesal
Menghukum diri yang tak kunjung bermetamorfosis
Hanya sebentuk ulat di tepi hijau
Menggigit mimpi di tinggal remah-remah waktu

Masih subuh,
Menunggu gelap di ujung malam
Tak ingin orchestra biru tua meminang jingga di ufuk timur
Di rampas lelap tanpa doa
Beri ku syukur untuk hidup yang selalu indah ini
Lalu sabarkan aku di sisa deritanya.

Masih subuh,
Merindui Mu dalam patah kata.