Hanya ketika kita saling membisu, aku seperti membaca berlembar catatan kosong. Peluh juga tak mengalah menemani dua bibir terkatup kelu. 

Bisakah kita lebih menyederhanakan dua jalan tempat kita berpijak, menginjak jejak yang sama seolah berjalan namun tidak.

Kita masih di sini, sesungguhnya.

Tak beranjak dari ta’aruf pertama di suatu pagi lima tahun yang lalu...

Saat engkau bertanya tentang cinta,
Dan aku menjawab cinta itu adalah Kau.

Lalu mengizinkan waktu menemukan kita bergandeng tangan berpuluh tahun lagi....