Suatu kali,
Aku merajam pena dalam gundukan kertas terbuang.
Hatiku bertitah agar tinta tak lagi menghitamkan namamu.
Tapi sudah lama....
Pena dan Tintaku menggaris sajak tentangmu.
Aku diam dikangkangi khianat mereka.
Pernah...
Dibawah saga langit kubuang rindu tak bertuan
Kutahu cinta "kan yatim tanpanya
Tapi rindu tak pernah sesat untuk pulang
Hatiku lapuk menjadi gubuknya.
Hanya sekali,
Aku memunguti keping masa lalu tentangmu
Tapi lihatlah....
Ia tergantung di dinding waktuku
Siang malam menebar beribu gurat wajahmu
Dan berpuluh tahun lagi
Kepingmu masih di sana
Kamu
Pena dan tinta
Rindu yang terbuang
Cinta yang yatim
Dan keping yang menggantung
Kubur aku bersamamu.
Aku merajam pena dalam gundukan kertas terbuang.
Hatiku bertitah agar tinta tak lagi menghitamkan namamu.
Tapi sudah lama....
Pena dan Tintaku menggaris sajak tentangmu.
Aku diam dikangkangi khianat mereka.
Pernah...
Dibawah saga langit kubuang rindu tak bertuan
Kutahu cinta "kan yatim tanpanya
Tapi rindu tak pernah sesat untuk pulang
Hatiku lapuk menjadi gubuknya.
Hanya sekali,
Aku memunguti keping masa lalu tentangmu
Tapi lihatlah....
Ia tergantung di dinding waktuku
Siang malam menebar beribu gurat wajahmu
Dan berpuluh tahun lagi
Kepingmu masih di sana
Kamu
Pena dan tinta
Rindu yang terbuang
Cinta yang yatim
Dan keping yang menggantung
Kubur aku bersamamu.
~( perih kehilangan, kutulis seperti ini...)~
1 Comments
penakaran rasa yang tiada pernah selesai,,,
ReplyDeletetentang cinta
tentang hati
tentang cerita
betapa ia "yatim" tanpanya
luruh bersama dedaunan kering
tinggal ranting
pada kisah
pada gundah
betapa ia "yatim" tanpanya
begitu ia mewarnai hidup
di dinding waktu
cercah asa melintasi
pada hati
pada jiwa
pada masa
dimana hanya tinggal cerita.