Sore tergugu rindu, telah lupa aku jalan pulang.
Disimpang jalan hidup, kupilih rawa-belukar titisan neraka sebagai jalan... Melangkah di sana, tersesat dalam gelisah.
Sore, hujan bersisa hayalan entah.
Di sudut waktu yang kelabu, kulamun wajah Tuhan.
Tempat aku pulang pergi dari dosa ke doa.
Bukankah Tuhan romantis? Dikalungkannya manusia seuntai hiasan kebaikan dengan liontin keburukan menggantung pasrah.
Agar tahu, tak lebih kita hamba.
Yang selalunya merindu pulang dalam karat dosa.
0 Comments