Adzan menyahut gelisah subuh ini. Di lorong-lorong kota, dari balik dinding-dinding kamar, lelap mengikat erat. Semalam, Iman di hati memakai topi krucut dan ledakan kembang api sedikit merubah warnanya.

Perayaan katanya. Atas apa sesungguhnya?

Diri yang masih lekat dengan kerak kebodohan. Waktu selalunya akan berjalan, berganti. Adakah dirimu telah berjalan, berganti?

Carilah Subuh tadi, Iman yang terbangun menekuk rakaat dengan khusyu. Bukankah dengan  itu harusnya Muslim memulai hari ???

Ataukah telah lupa kita pada muhasabah, hal yang lebih bijak dari hingar-bingar kesia-siaan sebuah tradisi.
Ah, Iman …