Kau sedang bahagia, bukan? yah,  orang-orang bahagia dengan cinta. Itu pasti. Kita pun pernah bahagia dengan itu. Dulu sekali.

Tak mengapa meski bukan aku lagi,  cinta punya hak memilih dengan siapa ia hidup. Begitu pun hatimu. Tapi bolehkah aku memohon satu hal sederhana setelah semua yang kita jalani? Berbahagialah,  tapi jangan katakan cinta yang telah lalu di antara kita adalah kepalsuan.
Kuharap,  kau bisa mengingat sebaik aku mengingat semuanya.

Di awal pernikahan,  setiap kali aku mengeluh tentang beratnya hari-hari yang kujalani,  kau selalu memelukku dan berjanji akan membahagiakanku,  katamu: bersabarlah,  hanya masalah waktu. Apa itu palsu?

Setiap kali kita berboncengan di malam hari,  kau selalu mengusap-usapkan tanganmu ke tanganku yang melingkar di perutmu,  agar aku tidak kedinginan. apa itu palsu?

Saat aku sakit dan kau merawatku dengan gelisah,  tak henti kau pijat kakiku yang pucat dingin,  berulang kali kau usap keningku yang demamnya tak kunjung turun,  dan kau menatapku lama seolah aku akan pergi, apakah itu palsu?

Saat terlambat pulang karena terjebak hujan di jalan,  kau segera menjemputku,  menembus deras dan dinginnya hujan,  apa itu palsu?

Katamu suatu kali,  kita akan pergi umrah dan haji berdua,  lalu kita jejaki belahan-belahan bumi,  kau katakan itu sambil menggenggam erat tanganku. Apa itu palsu?

Saat anak pertama kita lahir,  kau menciumi keningku haru. Lalu bisikmu pelan, "terimakasih sayang,  aku mencintaimu", Apa itu palsu?

Saat dengan bangga kau gendong anak kita, kadang-kadang melemparnya ke langit seolah menerbangkannya, mengajarkannya tapak-langkah di usia satu tahunnya,  matamu berulang kali melirikku memastikan aku tersenyum melihatmu. Apa itu palsu?

Dihari ulang tahun anak kita,  kau berjanji akan menjadi ayah yang baik,  lalu doamu semoga anak kita menjadi pribadi yang lebih baik darimu. Apa itu palsu?

Jika semua itu palsu bagimu,  bagaimanakah cinta yang jujur itu? Apakah ketika hatimu meng-ingini perempuan lain dan lalu kau rela tinggalkan semuanya, berdalih kehidupanmu sebelum hadirnya perempuan itu adalah palsu,  dan inilah yang sungguh?

Tak ada takdir yang palsu. Kita bertemu bukan kepalsuan. Kita saling mencinta jua bukan kepalsuan. Kita berpisah tanpa kepalsuan.

Berbahagialah,  dan jangan anggap palsu masa lalu,  juga aku. Karena aku,  baik-baik saja tanpamu.



***
Seorang perempuan yang kukenal,  menulis status "Aku baik-baik saja" di hari ketika suaminya(mantan) menikah dengan perempuan yang katanya adalah cinta sesungguhnya.
Lalu aku menulis ini karena terbawa perasaan. *MelankolisAkut -_-'